KILAS JAVA, SURABAYA - Pemilu adalah momen krusial dalam setiap demokrasi, dan kehadiran relawan pemantau sangat penting untuk memastikan bahwa proses pemilihan berlangsung secara adil dan transparan.
Oleh karenanya Bawaslu menggandeng Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Gresik, menggelar sosialisasi pengawasan parsitipatif di Harris Hotel & Conventions Bundaran Satelit Surabaya
Jl.Mayjen HR.Muhammad No.2A pada Kamis (17/10/2024).
Sebanyak 60 orang relawan yang tergabung dalam koalisi perempuan Indonesia yang dikomandani oleh Duta Bintan menghadiri menghadiri acara ini.
Relawan yang direkrut untuk pemantauan pemilu ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk individu dengan disabilitas dan lansia.
Kehadiran mereka menunjukkan komitmen yang kuat untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi, meskipun tanpa imbalan finansial.
Menurut Duta Bintan, tujuan utama relawan ini antara lain, partisipasi aktif dalam demokrasi, dimana relawan menyadari pentingnya pemilu yang bersih dan transparan untuk masa depan masyarakat.
"Mereka ingin memberikan kontribusi nyata dalam pesta demokrasi yang berlangsung setiap lima tahun, denga semua kondisi yang ada pada diri mereka," jelas Duta saat dikonfirmasi Kilasjava.com.
Di samping itu adalah Inklusi untuk Semua, yang artinya, dengan melibatkan orang-orang dari kelompok disabilitas dan lansia, relawan berusaha menekankan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki hak dan kemampuan untuk berkontribusi dalam proses demokrasi.
Duta menambahkan, salah satu alasan melibatkan disabilitas dan lansia, karena ingin memberi peran kepada semua komunitas, no left behind.
"Kehadiran relawan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemantauan pemilu, sekaligus memberikan contoh positif bagi orang lain untuk berpartisipasi," ujarnya.
Hebatnya adalah para relawan dari KPI Gresik ini dalam melakukan tugasnya tidak mendapatkan honorarium alias tanpa bayaran.
Namun demikian dengan segala keterbatasannya, mereka merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam mensukseskan Pilkada 2024.
Salah satu Relawan KPI Eliya Rahmawati, seorang pedagang ikan, saat pilpres rela tidak berjualan selama berlangsungnya proses pemilu.
"Saya merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas pemilu dan memastikan hak suara semua orang dihormati dan Alhamdulillah pada waktu itu tidak kecurangan maupun pelanggaran lainnya," tuturnya.
Beberapa alasan yang melatarbelakangi keputusan emak-emak milenial ini adalah, sebagai kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pengalaman baru yang berharga, serta memperluas jaringan sosial mereka.
Harapan mereka, dengan berjalannya pemilu yang aman dan damai bisa mendapatkan seorang pemimpin yang mampu menjembatani kepentingan rakyat.
Keterlibatan relawan pemantau pemilu di Kabupaten Gresik mencerminkan semangat kolektif untuk menjaga demokrasi yang sehat dan inklusif.
Meskipun tanpa imbalan, dedikasi mereka patut dicontoh dan diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam proses demokrasi di Indonesia.
"Dengan melibatkan semua lapisan masyarakat, terutama kelompok yang sering terpinggirkan, kita dapat mewujudkan pemilu yang lebih adil dan transparan. Inisiatif ini menjadi langkah penting menuju penguatan demokrasi yang lebih baik di masa depan," ujar Duta Bintan menambahkan. (Nay).