KILAS JAVA, SURABAYA - Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Bangkalan yang ke-493, Pj Bupati Bangkalan, Edi, didampingi oleh Ketua DPRD Dedi Yusuf dan sejumlah tokoh dari Forkopimda, mengadakan ziarah ke makam raja-raja di Madura Barat.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara untuk mengenang sejarah dan perjuangan pemerintahan daerah.
Ziarah dimulai di Makam Demung Plakaran yang terletak di Desa Plakaran, Arosbaya.
Selanjutnya, rombongan melanjutkan perjalanan ke Komplek Makam Agung, tempat dimakamkannya raja Islam pertama di Madura Barat.
Di dalam kompleks tersebut terdapat makam Raden Pragolbo, putra Demung Plakaran, dan Raden Pratanu, pendiri kerajaan Madura Barat Islam.
Melalui ziarah ini, pemerintah Kabupaten Bangkalan, yang dipimpin oleh Pj Bupati Edi, didampingi oleh Ketua DPRD Dedi Yusuf dan sejumlah tokoh dari Forkopimda, menunjukkan kepedulian terhadap sejarah dan kebudayaan daerah.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh tokoh budayawan dan ulama Nahdlatul Ulama, termasuk keluarga kesultanan Bangkalan.
Kegiatan ziarah ini diharapkan tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga menarik perhatian pemerintah pusat untuk menganggarkan perawatan dan pemugaran situs sejarah.
Hal ini penting untuk menjaga kelestarian makam yang terancam akibat cuaca dan waktu serta menjadi perhatian bagi kementerian terkait.
Dr. HM. Kholifi Aziz, Ketua Yayasan Raden Pratanu, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPP LKPASI, menyoroti bahwa makam Raden Pratanu merupakan situs penting dalam sejarah kebudayaan Nusantara.
Ia mengusulkan agar pemerintah memperhatikan infrastruktur di lokasi ziarah, termasuk fasilitas parkir dan MCK, agar para penziarah, baik lokal maupun mancanegara, dapat berkunjung dengan nyaman.
Ia menyebut, dalam waktu dekat, para tokoh Bangkalan berencana untuk mengunjungi Trowulan guna menggali lebih dalam tentang sejarah dan koneksi budaya antara daerah tersebut dan Bangkalan.
Dengan upaya pelestarian ini, diharapkan sejarah dan kebudayaan Madura Barat dapat terus hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.
Dosen STAI Alami, Surabaya ini mengisahkan, Raden Pratanu dikenal sebagai sosok yang berani menancapkan kekuasaan dan mengumumkan bahwa pusat kerajaan Madura Barat Islam berada di wilayah tersebut.
Salah satu keturunannya, Raden Koro, kemudian menjadi raja di daerah itu. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1531, tepat 490 tahun yang lalu, Kabupaten Bangkalan resmi dibentuk, dengan Arosbaya sebagai lokasi pemerintahan pertamanya.
Dr. Kholifi Aziz menekankan pentingnya pelestarian makam-makam bersejarah ini. Ia mengusulkan agar pemerintah pusat memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur di kawasan ziarah, termasuk pemugaran dan perawatan makam.
"Jika dibiarkan, situs bersejarah ini akan musnah akibat cuaca," ungkap Pengurus DPP LKPASI (Lembaga Pemangku Adat Seluruh Indonesia) ini saat dikonfirmasi Kilasjava.com.
Selain itu, ia menyoroti potensi ziarah bukan hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara yang tertarik dengan sejarah dan budaya makam raja-raja di Nusantara.
Raden Pratanu, sebagai tokoh berpengaruh pada masanya, menjadi bagian penting dari sejarah yang harus dilestarikan.
Dengan upaya ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pelestarian situs sejarah semakin meningkat, serta mendorong pengembangan infrastruktur yang mendukung kunjungan para penziarah dan peneliti di masa mendatang. (Jay).