Kilas Java, Gresik - Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) telah meminta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera menyelidiki insiden kebakaran yang terjadi di unit asam sulfat smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur.
Kebakaran yang terjadi pada Senin, 14 Oktober 2024, menimbulkan kekhawatiran serius terkait proyek investasi bernilai 3,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58 triliun.
Sekretaris Jenderal LPKAN, Abdul Rasyid, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kesiapan perencanaan proyek tersebut.
Ia menekankan bahwa smelter Manyar Gresik merupakan investasi besar yang tidak bisa dianggap remeh. "Proyek ini tak terlepas dari peran Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia," ujarnya pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Rasyid menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap kemungkinan adanya dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melibatkan pihak-pihak terkait, termasuk penyelenggara negara.
"Kami meminta aparat hukum untuk memanggil semua pihak yang bertanggung jawab dalam investasi ini," tegasnya.
Kebakaran di pabrik asam sulfat PT Freeport Indonesia dilaporkan terjadi pada pukul 17.45 WIB dan segera direspons oleh tim tanggap darurat perusahaan.
VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, menyatakan bahwa tim mereka berusaha untuk memadamkan api secepat mungkin.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat para pekerja berlarian menyelamatkan diri saat api membumbung tinggi, sementara asap hitam pekat mengepul di sekitar lokasi dan ledakan keras terdengar dari dalam pabrik.
Proyek smelter ini baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 September 2024.
Dalam peresmian tersebut, Jokowi menyatakan bahwa smelter ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia untuk mengolah sumber daya alam secara mandiri tanpa mengekspor bahan mentah.
"Ini langkah besar menuju industri maju, sekaligus membuka banyak lapangan kerja," ujar Jokowi.
Dengan investasi senilai Rp 56 triliun, smelter ini dirancang untuk mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga dari Papua, dan mampu memproduksi 900.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak setiap tahunnya.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menambahkan bahwa smelter ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia dan akan berperan penting dalam program hilirisasi pemerintah, serta memenuhi kebutuhan tembaga untuk kendaraan listrik dan transisi energi.
Insiden kebakaran ini mengejutkan banyak pihak dan memunculkan kekhawatiran mengenai keselamatan dan manajemen proyek besar seperti smelter PTFI. LPKAN dan masyarakat menunggu hasil penyelidikan yang diharapkan dapat mengungkap penyebab dan tanggung jawab di balik insiden tersebut.
Selain itu, keberlangsungan proyek strategis ini akan sangat bergantung pada transparansi dan akuntabilitas semua pihak yang terlibat.